Pages

Tampilkan postingan dengan label Kalisat Tempo Dulu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kalisat Tempo Dulu. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 02 Januari 2016

Persiapan Pameran Foto Kalisat Tempo Dulu

Sabtu, 02 Januari 2016

Persiapan Pameran Foto Kalisat Tempo Dulu

Pada awal bulan November lalu, ketika bunga Seruni telah hendak mekar, muncul ide dari teman-teman Kalisat. Mereka akan bikin sebuah acara Pameran Foto Kalisat Tempo Dulu. Menurut mereka, Kedai Doeloe dirasa cocok menjadi tuan rumah berlangsungnya acara. Selain berada di sebuah bangunan berasitektur Eropa peninggalan Belanda, ia juga mudah dijumpai. Kepada teman-teman di luar Kalisat, kami hanya butuh memberitahu mereka bahwa lokasi Kedai Doeloe berada di seberang stasiun kalisat.

Mulanya acara ini akan digelar pada bulan Desember 2015. Namun karena beberapa pertimbangan, ia diundur dan akan digelar selama dua hari di bulan Januari. Disepakati acara tersebut hendak dilaksanakan pada 16 dan 17 Januari 2016.

Untuk stok foto-foto, teman-teman akan dibantu oleh Njoo Studio, sebuah studio foto di Kalisat yang telah ada sejak era 1940an. Selain itu masih ada sumbangan foto dari ahli waris keluarga (Alm) Bapak Madiroso. Foto-foto lain adalah sumbangan/pinjaman dari warga Kalisat, dan akan dikembalikan ketika acara telah usai.

Tadi siang rekan-rekan admin Funpage Facebook Sudut kalisat, mereka silaturrahmi ke rumah Om Bambang Hermanto --selaku salah satu ahli waris Njoo Studio-- untuk membicarakan persiapan pameran foto Kalisat Tempo Dulu. Mereka juga telah mulai memilah-milah foto, mana yang sebaiknya akan dipamerkan.


Proses Pemilahan Foto, 2 Januari 2016

Teman-teman, dua minggu lagi datanglah ke Kalisat. carilah sebuah kedai sederhana di seberang stasiun kalisat. Namanya Kedai Doeloe. Di sanalah kami menanti Anda. Telah menanti juga rekan-rekan musisi Kalisat, serta Tamasya band dan The Penkor's band dari Kampus Sastra. Mengenai konsumsi ada dua macam. Ada yang sengaja kami suguhkan, namun tentu ada pula yang kami jual. Siapapun merdeka untuk memilih.

Kami tunggu kehadirannya. Terima kasih.

Senin, 29 Desember 2014

Perjamuan Para Prajurit PETA di Kalisat Tahun 1943

Senin, 29 Desember 2014

Ilustrasi oleh Puri Ayu Ramadhani

Hai teman-teman Kalisat, bagaimana kabar kalian? Semoga selalu baik, sehat, dan bermanfaat. Sudah foto di Kedai Doeloe? Sudah ngopi? Sudah mendengar kisah tentang suatu hari di Kalisat, hari ini 71 tahun yang lalu? Belum kan? Kalau belum, yuk pelan-pelan baca catatan di bawah ini. Dimulai dari artikel koran Soeara Asia zaman pendudukan Jepang di Kalisat.

PERJAMUAN PARA BARISAN PRAJURIT PETA DI KALISAT DAN SEKITARNYA

Saat itu Akhir Desember 1943, saat dimana tamatan Pendidikan PETA baru saja tiba di Jember. Dikabarkan oleh Soeara Asia bahwa mereka semua diundang di kediaman Tuan Kalisat Sontyo. Perihal undangan adalah perjamuan. Tasyakuran guna menghormati para prajurit PETA --angkatan pertama-- yang akan berangkat menuju ke tangsi. Perjamuan tersebut dikunjungi kurang lebih 150 orang.

Di sana juga diadakan pidato dan nasehat-nasehat oleh Tuan Kalisat Sontyo.

Keesokan harinya para prajurit berkumpul di alun-alun Kalisat untuk bersama-sama berangkat menuju ke tangsi di salah satu tempat.

Mereka dari pihak penduduk mendapat pakaian sebagai tanda mata dan PT Djember Kentyo memerlukan juga berkunjung dalam selamatan tersebut.

*dari Soeara Asia, 29 Desember 1943

Kenapa Kalisat Menjadi Istimewa?

Seperti yang kita tahu, antara tahun 1947-1949 adalah masa dimana Belanda sedang butuh-butuhnya menguasai --kembali-- potensi strategis, terutama di Jawa Timur.

Kalisat punya Sanatorium, kini berubah menjadi RS Kalisat. Sanatorium ini ada di bawah tilikan dr. Ateng dari Jember, mampu menampung 100 pasien.

Kalisat punya perusahaan tali dari serat nanas, sejak masa pendudukan Jepang. Mereka juga punya pohon-pohon kapas, hasil instruksi Jepang. Selain itu, Kalisat memang tempatnya para pekerja, sejak era George Birnie 1859. Di sini tersedia sumber daya.

Poin pentingnya, Kalisat adalah salah satu lumbung pangan andalan Jember. Mereka bisa memproduksi gula dan terutama beras. Tentu Belanda wajib merebut Kalisat.

Dari sisi aksesbilitas, di sini beroperasi Otobis jalur Kalisat - Jember Kota. Sarana jalan memadai. Yang paling penting, di Kalisat sudah tersedia akses Staatsspoorwegen untuk mempermudah memboyong hasil SDA. Itulah kenapa Kalisat harus direbut!

Jika Soeara Asia tidak berbohong, maka Letkol Moch. Sroedji pernah singgah di sini, menghadiri tasyakuran di kediaman Tuan Kalisat Sontyo, di akhir Desember 1943.


Tambahan

Lekas sekali mereka merapat ke Kalisat untuk memenuhi undangan tasyakuran. Baru pada 3 Oktober 1943 pemerintah Jepang mengeluarkan Osamu Seirei Nomor 44 Tahun 2603 tentang Pembentukan Pasukan Sukarela untuk Membela Tanah Air, lalu tak lama kemudian Pendidikan PETA angkatan pertama dilaksanakan. Kemudian pada tanggal 8 Desember 1943, untuk pertama kalinya para perwira PETA dilantik di Lapangan Ikada Jakarta --sekarang disebut lapangan Monas. Salah satu dari mereka adalah Moch. Sroedji, pejuang Jember.

Selang beberapa waktu kemudian, pada 29 Desember 1943, mereka telah ada di Kalisat dalam rangka tasyakuran.

Hari ini 71 tahun yang lalu, Kalisat pernah mencatat kisah itu.
Kedai Doeloe Kalisat © 2014